Kenaikan persentase stress setiap tahunnya, membuat HR atau Human Resources mulai mencari cara mengatasi burnout pada karyawan. Bukan hanya untuk menyelesaikan permasalahan individu karyawan saja.
Nyatanya burnout yang setiap pekerja alami memiliki dampak besar bagi perusahaan, utamanya dalam hal produktivitas.
Karyawan cenderung mudah lelah, lesu, stres karena tekanan pekerjaan, dan permasalahan mental lainnya.
Apabila dibiarkan begitu saja, tentu dari sisi kinerja akan mengalami penurunan drastis.
Hasilnya, retensi ketidakstabilan perusahaan pun menjadi dampaknya. Oleh karena itu, burnout kerja memang seharusnya diatasi dengan cepat dan tepat.
Pengertian Burnout
Sebelum membahas bagaimana cara untuk mengatasi permasalahannya, pastikan Anda sudah memahami definisinya terlebih dahulu.
Burnout adalah kondisi yang dialami oleh hampir setiap karyawan karena lelah dengan pekerjaan. Tidak hanya lelah secara fisik saja, melainkan juga mental.
Biasanya hal ini karena tekanan yang berkepanjangan dengan batas toleransi setiap orang yang tidak sama. Secara umum burnout terjadi ketika karyawan merasa lelah dan tidak sanggup lagi menyelesaikan tuntutan kerja yang diberikan.
Karena burnout juga berpengaruh pada kesehatan mental seseorang, maka tidak jarang pekerja yang sudah benar-benar lelah akan memiliki sifat kurang baik ke depannya.
Salah satu contohnya berpengaruh pada hubungannya dengan rekan kerja ataupun pasangan.
Mengingat besarnya dampak burnout, sudah sepatutnya setiap perusahaan memberikan fasilitas penunjang untuk meredakan burnout tiap pekerja.
Cara Mengatasi Burnout Pada Karyawan
Anda seorang HR dan ingin membantu menyelesaikan burnout yang dialami oleh setiap karyawan di perusahaan? Jangan sampai salah, perhatikan beberapa cara efektifnya berikut ini:
1. Memberikan Perhatian kepada Diri Sendiri
Pertama, cara mengatasi burnout pada karyawan yaitu dengan memberikan perhatian kepada diri sendiri.
Hal ini tidak bisa dilakukan dari dukungan eksternal, melainkan internal individu sendiri.
Karyawan yang menaruh perhatian terhadap dirinya sendiri akan lebih memahami pola burnout dan batasan dirinya dalam bekerja.
Dalam hal ini, HR bisa memberikan pengarahan atau evaluasi emosional kerja setiap karyawan untuk lebih care terhadap kesehatan fisik dan psikisnya.
2. Olahraga Rutin
Berikutnya adalah olahraga. Telah banyak jurnal kesehatan ataupun psikologi yang menjelaskan bahwa olahraga sangat efektif untuk menekan angka stress.
Oleh karena itu, bagi pekerja yang sudah menunjukkan ciri burnout, sebaiknya melakukan olahraga secara rutin.
Tidak harus olahraga berat, Anda bisa melakukan jenis olahraga ringan yang sesuai dengan kemampuan.
Minimal lakukan 30 menit perhari untuk memberikan efek relaksasi sehingga kelelahan pikiran bisa diminimalisir.
Beberapa jenis olahraga yang bisa Anda coba seperti berjalan, berlari, bersepeda, berenang, gym, ataupun aerobic.
3. Mulai Mengatur Pola Hidup Sehat
Menerapkan pola hidup sehat merupakan langkah berikutnya setelah Anda berhasil memulai olahraga secara rutin.
Salah satunya dengan cara memperhatikan jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Mungkin tampak sederhana dan sepele, tetapi jenis makanan sehat akan memengaruhi energi seseorang.
Hal ini tentu saja membuat pola hidup sehat dari memilih makanan memberikan pengaruh besar terhadap burnout karyawan.
Contoh menu seimbang yang bisa Anda coba untuk menerapkan pola hidup sehat dari Kemenkes seperti mengkonsumsi beragam jenis makanan, intake air minum dalam jumlah yang cukup, memberikan batasan konsumsi gula, garam, dan lemak.
Selain itu, Anda juga bisa mengecek kenaikan atau penurunan berat badan secara berkala.
Jangan lupa untuk tetap menerapkan pola hidup sehat yang bisa Anda mulai dari pembiasaan cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
4. Miliki Waktu Tidur Cukup

Memiliki rasa tertekan di dunia kerja akan memberikan pengaruh besar terhadap pola hidup, salah satunya jam tidur. Bukan hanya karena kelelahan fisik, tetapi juga pikiran.
Oleh karena itu, setiap pekerja yang sudah mulai mengalami burnout sebaiknya mengatur waktu tidurnya agar sesuai dengan anjuran dari Kemenkes.
Miliki waktu tidur setidaknya 6-8 jam per hari agar kelelahan pikiran tidak menjadi penyebab burnout.
Namun, jika hal ini sudah terlanjur Anda rasakan sebaiknya cari beberapa cara efektif untuk membuat jam tidur kembali teratur.
Anda bisa mulai dari pembiasaan meditasi, konsumsi makanan sehat, baca buku sebelum tidur, dan menghindari konsumsi kopi sebelum tidur.
5. Menerapkan Pola Hidup Seimbang
Selanjutnya yaitu menerapkan work life balance. Cara mengatasi burnout pada karyawan melalui metode ini cukup efektif karena pekerja dapat menyeimbangkan pola hidup dengan tekanan di dunia kerja.
Sehingga, setiap karyawan tidak hanya fokus pada pekerjaan saja melainkan juga mencari kebahagiaan dari luar.
Misalnya, melakukan kegiatan menyenangkan bersama keluarga, teman, ataupun pasangan.
6. Bangun Komunikasi Sehat antara Rekan Kerja dan Atasan
Ketika mengalami burnout sebaiknya jangan pikirkan masalah itu sendiri. Jika Anda sebagai HR, pastikan Anda paham apa dan bagaimana keadaan pekerja.
Namun, apabila posisi Anda sebagai pekerja, sebaiknya lakukan komunikasi sehat dengan rekan ataupun atasan.
Salah satu pemicu burnout yang tidak banyak orang sadari adalah munculnya rasa tertekan akan sebuah pekerjaan.
Apabila Anda biarkan begitu saja, tentu menumbuhkan pikiran berlebih dan memicu stress. Oleh karena itu, beranikan diri untuk membangun komunikasi sehat dengan rekan atau atasan.
Anda selalu bisa membicarakan seperti apa beban kerja yang dirasakan. HR atau atasan yang baik akan memberikan solusi dengan mengajak diskusi bersama.
7. Analisa Penyebab Burnout dan Mulai Perbaiki
Poin yang sering dilupakan ketika seseorang telah merasa tertekan dengan pekerjaannya yaitu menggali penyebab burnout itu apa. Padahal dengan Anda tahu faktor pemicunya, solusi akan lebih mudah ditemukan.
Dengan demikian, pastikan Anda paham terlebih dahulu apa faktor yang membuat burnout dalam pekerjaan.
Setelah itu, temukan solusinya secara internal ataupun eksternal, seperti melakukan sesi konseling dengan psikolog untuk mengeluarkan uneg-uneg.
8. Batasi Interaksi Jika Berada di Lingkungan Toxic
Kemudian, cara mengatasi burnout pada karyawan juga bisa Anda lakukan dengan menjauhi lingkungan toxic.
Bukan rahasia lagi bahwa tidak semua dunia kerja itu green flag. Nyatanya hingga saat ini cukup banyak lingkungan kerja yang toxic.
Jika Anda berada di kondisi ini, sebaiknya batasi interaksi secara langsung. Selain menghabiskan banyak energi, berada di lingkungan toxic juga akan berpengaruh pada kinerja. Fokus saja pada pekerjaan dan ketenangan suasana hati.
9. Melakukan Kegiatan Menenangkan, Berkesan, dan Menyenangkan
Terakhir, langkah yang bisa Anda lakukan apabila delapan cara di atas tidak lagi mampu diterapkan yaitu dengan mengerjakan hal paling menyenangkan. Anda bisa mulai dari hobi yang paling disenangi untuk melepas tumpukan stress.
Contoh kegiatan menyenangkan yang bisa Anda lakukan yaitu dengan liburan. Untuk karyawan pribadi, mungkin Anda bisa melakukan traveling secara mandiri.
Namun, jika Anda HR dan ingin melepas stress setiap karyawan sekaligus membangun koneksi antar pekerja, maka membuat sebuah event liburan bersama dapat menjadi solusi terbaik.
Tidak hanya membuat karyawan senang karena bisa refreshing, tetapi Anda sebagai HR juga dapat menunjukkan rasa perhatian dengan mencoba mempererat tali persaudaraan antar pekerja.
Untuk melakukan itu, tentu tidak mudah apabila Anda lakukan sendirian. Sebaiknya, gunakan layanan kegiatan seperti jasa event organizer Panorama Event. Di sini, Anda akan mendapatkan beberapa pilihan layanan menarik.
Mulai dari HR-Driven Program Design, People-Focused Experiences That Matter, hingga Seamless Travel & Event Execution. Anda sudah dapat memilih jenis event yang paling cocok untuk membangun koneksi dan keterlibatan seluruh karyawan.
Jadi, mulai ciptakan lingkungan kerja yang nyaman, bangun hubungan menyenangkan, dan ajak karyawan interaksi secara langsung sekarang juga. Meskipun sederhana, tetapi ini cara mengatasi burnout pada karyawan paling efektif.